Day 14 of Resignation

Day 14.

Sudah 14 hari sejak saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan berhenti juga mendapatkan gaji bulanan di akhir Desember 2019. 

Apa yang saya rasakan? Nothing. Nggak ada berasa apa-apa kecuali gak punya uang haha. Biasa dapat gaji, sekarang enggak ada. That’s the toughest. Tapi selain itu, I am fiiineee. 

I know I just need to keep moving. Just keep swimming. Pursuing something blurred in the beginning, the road is long and windy, but I can see it clearly how I do it with passion. This is something that I really wanna do. So I will give my all, whatever it takes. Just like the Avengers when they fight against Thanos, whatever it takes. 

Kalau dipikir-pikir, sebetulnya lucu juga. Kantor tempat saya bekerja dulu adalah lebih dari sebuah kantor. Itu adalah sebuah keluarga. Normalnya, kalau berpisah dengan keluarga akan ada sesuatu hal yang hilang. Saya akan merasa sedih - seperti juga perpisahan di kantor sebelumnya, ada tangis dan air mata - tapiii di sini enggak. Saya gak merasakan apapun. I feel nothing. Padahal saya selalu merasa punya ikatan emosi dengan teman-teman di dalam. Ternyata itu hanya perasaan saya saja. Entahlah, mungkin karena saya gak pernah menuntut apapun dari lembaga itu - setidaknya untuk diri saya sendiri. Saya nggak pernah mengharapkan apa-apa. Kalau teman saya berkomentar, kan sebetulnya memang sebaiknya begitu. Kalau pakai falsafah Jawa: aja gumunan, aja kagetan, aja dumeh - berarti saya sudah berhasil menerapkan filosofi itu. Tapi yaaa, sampai sekarang saya juga masih berusaha untuk mengidentifikasi sih, kenapaaaaaa bisa saya nggak berasa apa-apaa. Begitu. 

As for now, selain perlu untuk terus bergerak, saya butuh sesuatu supaya otak terus bekerja. Basicly, I just need to keep swimming, just like Nemo. Just keep swimming so I wont drown by any bad mood. Just keep swimming so I can get my regular back on. Just keep swimming so it will keep me insane, and without insanity, I cannot be creative. 

This is the story of my 14th day of resignation.